Apa itu ilmu Noetic? Gerbang Baru Ilmu Pengetahuan?

Apakah kita mampu menggerakan benda tanpa disentuh?

Adakah kehidupan setelah kematian?

Adakah jiwa? 

Untuk apa kita diciptakan di dunia ini?

Segelintir pertanyaan tersebut kerap kali membayangi kita sebagai makhluk hidup dalam menjalani kehidupan. Tidakkah terfikir ketika membicarakan masalah surga, neraka, kehidupan setelah kematian ataupun masalah jiwa,  maka akan cenderung terarah pada suatu alam yang sukar dijangkau???. Menurut sebagian orang pertanyaan-pertanyaan tersebut cukuplah dijawab dari segi spiritual, berbeda dengan sebagian besar cendikiawan dunia yang selalu mengobsesikan jawaban yang bisa dinalar oleh otak. Kemajuan ilmu dan tekhnologi berkembang pesat seiring bertambahnya umur bumi,demikian pula ilmu yang dibutuhkan manusia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sukar dijangkau.Noetic sciences (Ilmu Noetic) berlandaskan untuk menjembatani ilmu-ilmu kuno yang cenderung dikatakan sebagai shamanisme, mistis, dan sihir dengan ilmu modern yang berbasis pada variable-variabel yang terukur secara kuantitatif.Noetic sciences juga berangkat dari kenyataan bahwa manusia masih belum mampu memamfaatkan segala potensi dalam dirinya.

Sebenarnya Jika dipahami lebih jauh lagi gagasan dasar Noetic Science tidak jauh berbeda dengan beberapa kepercayaan dan tradisi kuno yang menyatakan bahwa kita semua dialam semesta adalah satu (medan energi), pikiran manusia merupakan energy dan memiliki massa, dimana massa memiliki gravitasi sehingga mampu mempengaruhi dunia fisik disekitar kita.

Bagi penggemar Dan Brown, pasti sudah memahami sekilas tentang Noetic Sciences terutama setelah membaca novel terbarunya the Lost Symbol. Lalu apakah sebenarnya Noetic Sciences, yang di dalam novel tersebut dikatakan sebagai ilmu yang mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan terbesar manusia seperti: Adakah kehidupan setelah kematian? Adakah jiwa? kemana kita setelah mati?

Kata “noetic” berasal dari kata Yunani “nous” yang dapat diartikan (meskipun tidak secara akurat) sebagai “kesadaran dalam” (inner knowing) ataupun “kesadaran intuitif”(intuitive consciousness) yang merupakan akses langsung terhadap pengetahuan yang melampaui indera normal dan logika pikir kita.

Noetic sciences menggunakan metode scientifik untuk menjelajahi “inner cosmos” atau kosmos di dalam pikiran manusia (kesadaran, jiwa dan spirit) dan bagaimana hal tersebut berhubungan dengan  “outer kosmos” yaitu dunia fisik diluar pikiran. Dengan kata lain, ilmu ini mempelajari bagaimana seseorang menjadi sadar akan pengalaman atau kemampuan (intuisi, komunikasi dengan arwah, energy healing, dll) yang nampaknya secara rasional tidak dapat dijelaskan.

Dengan demikian, noetic sciences bila dikembangkan akan mampu menjembatani ilmu-ilmu kuno yang cenderung dikatakan sebagai shamanisme, mistis dan sihir dengan ilmu modern yang berbasis pada variabel-variabel yang terukur secara kuantitatif.Noetic science juga berangkat dari kenyataan bahwa sebenarnya manusia belum memanfaatkan seluruh potensinya yang ada.  Berdasarkan hal itulah kemudian Edgar Mitchell (mantan astronot AS)dan Paul N. Temple (industrialis) mendirikan The Institute of Noetic Sciences (IONS) tahun 1973 untuk mendorong dan melakukan penelitian tentang potensi sesungguhnya manusia. Program-program dalam institut ini termasuk antara lain“extended human capacities”“integral health and healing” dan “emerging worldviews”. Dengan demikian, topik penelitian di institut ini pun tergolong unik seperti: meditasi, kesadaran, praktik penyembuhan alternatif, spiritualitas, potensi manusia, kemampuan cenayang dan mati suri.

Pada dasarnya Noetic Science itu adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang penyelidikan/riset/pembahasan/rasionalisasi dari hal-hal yg bersifat mistik/gaib/divine (keagamaan).
Misalnya saja, masalah indera ke-6, intuisi, stigmata, mimpi pembawa pesan (yg kemudian benar terjadi), firasat, dll… yang tampaknya tidak rasional namun banyak yg mengklaim memang ada (dengan bukti-bukti yg sangat terbatas). Jadi dalam Noetic Science ini manusia berusaha menemukan rasionalisme dalam kejadian2 seperti itu, mengapa hal seperti itu bisa terjadi. Bisa dibilang Noetic Science adalah jembatan fisika dan psikologi antara ilmu pengetahuan logis (“Hard” Science) dan Mistis/Gaib. Maka dari itu Noetic Science sangat erat hubungannya dengan metafisika dan sugesti psikologi.

Prof. Yohanes Surya dalam konsepnya; Mestakung, seMesta menduKung, telah melahirkan banyak fisikawan muda dalam asuhannya. Sebuah konsep yang beliau nyatakan sebagai keadaan atau peristiwa dimana alam semesta benar-benar menunjukkan kekuatannya tanpa campur tangan kita, semua berjalan begitu saja dengan aturan-aturan Fisika. Sebagai contoh, segenggam pasir terdiri dari sebutir pasir yang memiliki massa dan gaya tarik antar sesamanya. Jika kita jatuhkan dari genggaman kita maka akan membentuk sebuah gundukan kecil gunung pasir. Apabila secara konstan kita tambah terus volume pasir yang kita jatuhkan maka dengan sendirinya butiran-butiran pasir tersebut membentuk sudut yang selalu sama untuk membuat sebuah gundukan gunung pasir. Mereka memposisikan diri mereka sendiri. Itulah ketentuan-ketentuan Fisika.

Sejak zaman dahulu kala,, manusia telah mendayagunakan segala kemampuan otaknya untuk memahami alam semesta. Tapi ternyata, kita punya keterbatasan dalam kemampuan ini. Kemampuan untuk memahami hukum-hukum yang berlaku di alam dan memprediksi peristiwa apa yang akan terjadi dengan hukum-hukum tersebut. Semua itu, adalah dalam tahap untuk “memahami pikiran Tuhan”. Cukup merasa aneh dengan kata-kata Mr. E tersebut. Tapi jika kita lihat dari percobaan mengenai gaya, perpindahan, masa, kecepatan dan percepatan yang dikembangkan oleh generasi Newtonian sangat mungkin kita bisa memprediksi jarak yang ditempuh oleh suatu benda jika berjalan dalam selang waktu tertentu dan dengan kecepatan tertentu.
Ke semua hal yang diuraikan di atas dalam konsep kita dikenal dengan: Sunnatullah. Ketentuan-ketentuan Allah, hukum-hukum Allah, ilmu-ilmu Allah, yang jika semua pohon-pohon di hutan seluruh dunia dijadikan penanya dan air laut dari seluruh samudera dijadikan tintanya, niscaya tidaklah cukup. Baik itu ilmu yang telah diungkapkan oleh kemampuan manusia. Maupun ilmu-ilmu yang masih dalam ranah niskala dan terkesan sangat esoteris.
*
Manusia, dalam kondisi tertekan dan memfokuskan diri untuk menyerahkan dirinya kepada sesuatu Zat Yang Maha, ternyata bisa membawa perubahan bagi manusia itu sendiri dan perilaku lingkungan terhadap individu tersebut. Seolah, energi dari alam semesta mendukungnya.

Dahulu, saat-saat saya berada pada tingkat 3 Sekolah Menengah Atas, saya harus menentukan masa depan saya. Saat itu, dengan idealisme tentang pendidikan dan ilmu pengetahuan, sebenarnya saya menginginkan untuk melanjutkan pembelajaran tentang sains pada sebuah universitas negeri terkemuka di negeri ini. Akan tetapi, di lain pihak, saya harus realistis dengan mempertimbangkan kemampuan ekonomi keluarga yang memang dirasa tidak mampu jika harus membiayai semua jenjang pendidikan sampai saya lulus. Di situlah, lantas, saya bersimpuh di masjid sekolahan setelah shubuh saat ada kesempatan menginap di masjid sekolah yang memang dulu sering dilakukan. Pada kesempatan itu, benar-benar saya menyerahkan diri saya kepada Zat yang saya yakini adalah Pencipta Segala. Supreme Being. Yang telah menjadikan semua ada dan Penentu Segala Perkara. Kemudian saya berkeyakinan, bahwa apapun yang saya tentukan, jika diawali dengan pemikiran positif, niscaya akan diberikan jalan oleh-Nya.

Lebih jauh lagi sebenarnya gagasan dasar noetic sciences tidak jauh berbeda dengan beberapa kepercayaan dan tradisi kuno yang menyatakan bahwa kita semua di alam semesta adalah satu (medan energi), pikiran manusia merupakan energi dan memiliki massa, massa memiliki gravitasi sehingga mampu mempengaruhi dunia fisik disekitar kita. Pemikiran ini tampaknya tidak jauh berbeda dari film dokumenter “the Secret” yang sempat populer beberapa tahun lalu karena secara mengejutkan memaparkan tentang kekuatan pikiran manusia.

Bagi sebagian orang, keyakinan yang mereka yakini bukanlah seperti yang saya yakini. Mungkin, mereka yakin terhadap manifestasi tiga wujud dalam satu Zat, kemudian keyakinan terhadap benda atau kesadaran kosmik, bahkan keyakinan terhadap sesuatu yang Maha, tapi tidak bernama, tak terkecuali orang yang tidak percaya akan adanya Zat Yang Maha. Mereka tetap mempunyai keyakinan. Baik itu terhadap ilmu pengetahua, hukum-hukum alam, atau dirinya sendiri.
**
Semoga kita tetap berada dalam keyakinan kita dan senantiasa meyakini keyakinan yang benar.

http://www.noetic.org/research.cfm

http://en.wikipedia.org/wiki/Institute_of_Noetic_Sciences

Bacaan:

The Lost Symbol by Dan Brown

5 thoughts on “Apa itu ilmu Noetic? Gerbang Baru Ilmu Pengetahuan?

  1. Nuraini Renada says:

    Novel Dan Brown mengawali perkenalan saya dengan Ilmu Noetic, dan tulisan Anda menambah referensi terkait dengan ilmu tersebut. Thanks ya dan salam kenal!

  2. Eunike says:

    Haha… dan brown mempertemukan byk orang disini. Saya yakin, bukan hanya kita 🙂

  3. ajeng says:

    Sama dengan mbak Nuraini.. Novel Dan Brown yang membuat saya penasaran dengan ilmu Noetic dan lalu membawa saya berkeliling di dunia maya untuk mengetahuinya..

  4. Bhanu says:

    Awal 2020 dengan kisah yang sama dengan atas2 saya

Leave a comment