“SEKALI LAYAR TERKEMBANG, SURUT KITA BERPANTANG!”

943667_571306366234963_278427252_n

Semua berawal dari sebuah organisasi, Pemuda Pancasila yang didirikan oleh IPKI (Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 28 Oktober 1959 juga memiliki sejarah yang penuh warna dan dinamika. Fase pendiriannya di pengujung tahun 50-an ditandai dengan perjuangan politik untuk menyelamatkan Pancasila dan UUD 1945, sebagaimana diamanatkan oleh Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Pada fase inilah karakter organisasi dan orientasi ideologi Pemuda Pancasila terbentuk. Manifestasi dari karakter organisasi dan orientasi ideologis dimaksud tersermin dari sikap dan komitmennya yang teguh untuk tetap mempertahankan Pancasila sebagai ideologi negara dan perekat ke Bhinnekaan bangsa.

Fase perjuangan Pemuda Pancasila di era 60-an ditandai dengan pergulatan melawan kekuatan PKI dan antek-anteknya yang berupaya mengubah ideologi negara dengan faham komunis dan aktif melakukan politik devide et impera di kalangan elit dan masyarakat akar rumput. Salah seorang pendiri HMI bahkan pernah memberikan kesaksian bahwa pada masa itu (1959-1966) Pemuda Pancasila dikenal sebagai salah satu organisasi yang gigih memerangi PKI dan antek-anteknya. Fase ini bisa dikatakan sebagai era peneguhan karakter Pemuda Pancasila sebagai pengawal ideologi Pancasila. (dikutip dari Buku “Pemuda Pancasila Di Mata Publik”).

Sekali Layar Terkembang,Surut Kita Berpantang
PANCASILA ABADI !
MERDEKA !

Di Jaman orde baru (sebuah istilah yang seharusnya tidak muncul lagi istilah Era di Indonesia masa depan), ’slogan SEKALI LAYAR TERKEMBANG, SURUT KITA BERPANTANG ‘ sangat tenar,karena ini slogan sebuah organisasi pemuda yang besar di masa itu, sebuah slogan yang menunjukan sebuah sikap atau tekad pantang mundur ketika sudah melangkah.

yang ingin di ‘resapi’ dari slogan tersebut terkait kondisi saat ini adalah sebuah sikap yang teguh pantang surut kebelakang dalam meneruskan proses Transisi Demokrasi Bangsa yang sedang berada dipersimpangan jalan,antara terus melanjutkan proses yang sudah berlangsung serta munculnya kekuatan yang terjebak pada romantisme sejarah masa lalu,sehingga hasrat untuk kembali ke masa lalu bergulir dan berharap seperti bola salju yang membesar.

Sekali layar terkembang pantang surut kebelakang adalah slogan yang ditafsirkan sebagai keyakinan atas pilihan untuk melanjutkan perjalanan dengan yakin dan teguh ‘ibarat sebuah makanan yang sudah dikunyah di mulut,maka tidak mungkin dimuntahkan lagi,” begitulah istilah yang sebaiknya dijadikan sikap dalam memahami fenomena politik nasional seperti gambaran di atas, sebuah sikap atas jebakan Romantisme masa lalu.

Ada sebuah kekuatan yang mendesain situasi politik saat ini,dalam iklim Demokrasi sebetulnya sah-sah saja,tapi kalau desain politik tersebut mengarah pada kehancuran negera dalam arti negara diajak berjalan mundur,tentu saja harus di luruskan.kekutan tersebut mendesai bahwa berbagai persoalan yang mengemuka saat ini dalam berbagai bentuk baik akibat reformasi,dimana Reformasi dianggap sebagai biang keladi dari ini semua.

Desain tersebut sangat kentara,kaki-kaki Reforma tsi di lumpuhkan,impian rakyat untuk mewujudkan harapan hidup lebih baik,lebih sejahtera di ‘ganggu’ di kaburkan, penegakan hukum di lumpuhkan sehingga kepercayaan rakyat terhadap hukum ‘hilang’,Korupsi merajalela,kekerasan menjadi tontonan yang biasa,Terorisme yang bergentayangan,gerakan-gerakan makar yang terbuka,lembaga-lembaga negar,birokrasi di hancurkan kewibawaanya,dilengkapi dengan pemberitaan yang menjustifikasi yang mengadili di tutup dengan sebuah pesan pembenaran,maka lengkahlah sudah bahwa melirik kembali ke masa lalu adalah jalan terbaik dan pilihan, setidak2nya pesan itu adalah ‘dekatilah’sebuah kekuataan yang bertalian sejarahnya dengan masa lalu

Tujuan untuk mendesain Keyakinan tersebut tentu saja tidak benar dan hanya melahirkan jebakan ‘batmen’ sebuah desain yang hanya melahirkan mimpi-mimpi kosong,sebuah jebakan yang berpusar di ring-ring kekuasaan semata tanpa melihat bahwa rakyat sudah berubah,baik cita-cita dan harapan hidupnya maupun sudut pandang politiknya,Rakyat sudah matang dan dewasa sehingga ‘desain’tersebut hanya sebatas wacana di maya.

Revolusi dunia komunikasi telah mencuci otak seluruh anak bangsa khusunya generasi muda dalam memandang negara modern,tentang hubungan antara negara dan rakyatnya,tentang kekuasaan,tentang harapan hidupnya,tentang tatanan peradaban, tentang hak dan kewajiban terhadap negara bangsa,tentang hubungan sosial partai,bahkan tentang nasionalisme dan semangat kebangsaanya.

Perubahan-perubahan pandangan hidup kaum muda bangsa ini bisa sangat mengejutkan,mereka membawa nilai-nilai baru yang lebih baik,tapi tidak membuang nilai-nilai lama yang masih baik, kaum muda tersebut juga paham betul sejarah masa lalu bangsa ini ,bahwa kekuasaan langgeng hanya ditopang oleh pembodohan dan kemiskian,dimana hal tersebut sangat melawan kodrat dan sunatullah.

Mereka juga menyakiskan bagaimana negara-negara yang bergejolak saat ini menuntut perubahan seperti Tunisia,Mesir,Libya,Yaman,Suriah dll adalah sejaarah masa lalu negaranya,bahkan bangsa ini pernah mengalaminya,sehingga kaum muda bangsa ini bisa melihat dengan jelas akhir dari gejolak politik negara tersebut,termasuk tangan-tangan tersembunyi yang memainkanya.

Hikmahnya,tentu saja desai-desai yang melakukan propaganda bahwa Reformasi gagal sehingga harus ada gerakan Revolusi atau reformasi tahap 2,Negara gagal atau negara bangkrut dsb hanyalah angan-angan segelintir orang yang terpinggirkan dari ring kekuasaan,tidak mewakili mimpinya sekaligus jauh api dari panggang dari harapan kaum muda yang mulai terpacu untuk mewujudkan harapanya.

Kaum muda belajar banyak bagaimana kaum elite bangsa ini membayar berapapun untuk mewujudkan mimpinya meraih kekuasaan dan tidak segan-segan mengorbankan rakyatnya,kaum muda bangsa ini paham betul bahwa masa depan negara ini ditanganya,kaum muda bangsa ini masih teguh dengan keyakinanya bahwa proses transisi demokrasi harus tuntas di jalur yang disepakati,kaum muda paham betul bahwa jalan mundur hanyalah akan membuat negara ini ikut mundur,terpuruk dan kembali akan jatuh pada kemelut yang berkepanjangan,kaum muda banyak belajar dari negara-negara besar bagaimana melewati transisi ini.

Dalam kemelut dan kegaduhan yang kental dengan ‘Desain’ ini,kaum muda yang di gojlok oleh perubahan malah semakin menajamkan tekadnya untuk tetap memilih menjadi kaum muda yang bertekad mewujudkan harapanya,mandiri,sejahtera dan bermartabat, mereka juga tetap kritis dan berkaca pada jaman bagaimana kekuaatan asing memporak porandakan sebuah negara untuk melakukan penjahahan gaya baru,karena mereka belajar pada sejarah bahwa kakeka buyut filosopis penjahahan adalah Emas,Misi agama dan kekuasaan.

Bahwa untuk mewujudkan jajahanya tangan-tangan tak terlihat itu tidak akan pernah senang melihat targetnya kuat,tangguh,cerdas,bersatu dan berprinsif,mereka akan selalu mengadu domba memcah belah antar berbagai komponen anak bangsa ‘berapapun’ ongkosnya.tangan-tangan tidak terlihat itu akan seperti setan masuk pada aliran darah kita,sadar atau tanpa sadar.

Proses perubahan yang sudah kita lewati dan sedang berproses adalah sebuah pilihan yang terbaik saat ini,ongkos yang sangat mahal sudah dikeluarkan baik nilai angka-angka mpaupun sosial politik,tentunya jangan sampai terbuang percuma dengan mengembalikanya ke titik nol dimana bangsa ini harus kembali merangkak.

Tahun 66 harus di pahami sebagai langkah awal di kurasnya sumber daya alam bangsa ini oleh asing hingga saat ini,reformasi tahun 98 juga membawa penumpang gelap yakni hilang karakter dan jatidiri bangsa bahkan guncangnya ideologi kebangsaan kita sehingga sampai hari ini harus kembali di tata diperkuat,kalau terulang lagi perubahan besar dalam arti revolusi maka sudah pasti kisah bangsa ini akan berakhir karena suara rakyat suara Tuhan yang tercermin dalam pemilu langsung di bajak lalu kedepan kekuasaan harus mendapaatkan legitimasi dari mana, tentu legitimasi itu harus dari jalan ‘tidak Demokratis’ kalau ini yang terjadi maka bangsa kita akan kembali masuk dalam kabut hitam, berangkat dari hal tersebut maka tidak ada pilihan proses transisi demokrasi harus dikawal sampai tuntas sesuai amanah rakyat,sampai rakyat meminta perrtangungjawabanya di akhir amanah di berikan,sekaligus berharap muncul pemimpin2 yang lebih baik yang bisa membawa negara ini lebih maju,sejahtera,Demokratis ,adil dan makmur, sebuah proses yang indah dan sejuk,sekaligus tetap mengedepankan kepentingan nasional di atas kepentingan golongan dan kelompok, dan tentu saja slogan ’sekali layat terkembang pantang surut kebelakang’ adalah kekuatan kaum muda bangsa ini dalam membawa bangsa ini melwati gelombang2 yang mendewasakan….

sumber

Photo by Sylvester Dominico

Leave a comment